edu@aisbatam.sch.id +62-812-6859-7754

HANYA ALLAH ﷻ PEMBERI HIDAYAH- Bagian 2⁣⁣

⁣(Bahkan Para Nabi Pun Tidak Memiliki Hak Untuk Memberikan Hidayah)⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Ketika Rasulullah ﷺ membujuk pamannya, yaitu Abu Thalib untuk mengucapkan “Laa ilaaha Illallaah,” namun sang paman menampik dan menolak, maka saat itu Allah ‘Azza Wajalla berfirman,⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” [QS. Al-Qashash: 56]⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Inilah hadits yang menjelaskan peritiwa tersebut, sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari hadits Sa’id bin al-Musayyib dari bapaknya, dia berkata,⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
لما حضرت أبا طالب الوفاة، جاءه رسول الله صلى الله عليه وسلم فوجدعنده أبا جهل و عبد الله بن أبي أمية بن المغيرة، فقال : ” يا عم! قل لا إله إلا الله ، كلمة أشهد لك بها عند الله ” فقال أبو جهل وعبد الله بن أبي أمية : أترغب عن ملة عبد المطلب؟ ، فلم يزل رسول الله يعرضها عليه و يعيدانه بتلك المقالة ، حتى قال أبو طالب آخر ما كلمهم: على ملة عبد المطلب ، و أبى أن يقول : لا إله إلا الله. قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم. لأستغفرن لك ما لم أنه عنه. فأنرل الله. “مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَن يَسْتَغْفِرُواْ لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُواْ أُوْلِي قُرْبَى مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ.” وأنزل الله في أبي طالب فقال لرسول الله, “إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ.”⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
“Pada saat ajal datang kepada Abu Thalib, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallama datang menjenguknya, sementara di sisinya terdapat Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahal. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallama bersabda kepadanya, “Wahai Paman, ucapkanlah, ‘Laa ilaha illallaah,” sebuah kalimat yang dengannya aku bisa membelamu di hadapan Allah.’ Maka keduanya berkata, “Apakah kamu membenci agama Abdul Muththalib?”, Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallama mengulang ucapannya, keduanya juga mengulang ucapan mereka. Maka ucapan yang diucapkan oleh Abu Thalib adalah bahwa dia tetap berada di atas agama Abdul Muththalib, dia menolak mengucapkan Laa ilaha illallaah, maka Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Demi Allah, aku akan meminta ampun untukmu selama aku tidak dilarang melakukannya.” Maka Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan, ‘Tidak sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya.” (QS. at-Taubah: 113). Dan Allah Ta’ala menurunkan tentang Abu Thalib, ‘Sesungguhnya kamu (Muhammad) tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.’ (QS. al-Qashash: 56).” [HR. al-Bukhari No. 4772]⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Inilah Nabiyullah Nuh ‘alaihis salam yang senantiasa mengajak anaknya untuk ikut bersamanya.⁣⁣⁣
يَٰبُنَىَّ ٱرْكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ ٱلْكَٰفِرِينَ⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
“Wahai anakku! Naiklah [ke kapal] bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.” [QS. Hud: 42]⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Akan tetapi Allah ﷻ sama sekali tidak berkehendak untuk memberikan petunjuk [hidayah] kepada anak Nabi Nuh ‘alaihi salam, lalu anak tersebut berkata,⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
قَالَ سَـَٔاوِىٓ إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِى مِنَ ٱلْمَآءِ⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
“Anaknya menjawab, ‘Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah…” [QS. Hud: 43]⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Lalu sang ayah berkata, ⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
قَالَ لَا عَاصِمَ ٱلْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ إِلَّا مَن رَّحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا ٱلْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ ٱلْمُغْرَقِينَ⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
“Nuh berkata: ‘tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang.’ Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; Maka jadilah anak itu Termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.’ [QS. Hud: 43]⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Dan inilah Al-Khalil Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang sedang berbincang kepada bapaknya, Azar, dia berkata, ⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِى عَنكَ شَيْـًٔا. يَٰٓأَبَتِ إِنِّى قَدْ جَآءَنِى مِنَ ٱلْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَٱتَّبِعْنِىٓ أَهْدِكَ صِرَٰطًا سَوِيًّا. يَٰٓأَبَتِ لَا تَعْبُدِ ٱلشَّيْطَٰنَ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ كَانَ لِلرَّحْمَٰنِ عَصِيًّا. يَٰٓأَبَتِ إِنِّىٓ أَخَافُ أَن يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ ٱلرَّحْمَٰنِ فَتَكُونَ لِلشَّيْطَٰنِ وَلِيًّا⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
“Dan ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya, ‘Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, Sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, Maka ikutilah Aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, Sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan yang Maha pemurah, Maka kamu menjadi kawan bagi syaitan.” [QS. Maryam: 42-45]⁣⁣⁣
⁣⁣⁣

Tetapi apakah jawaban sang ayahketika anaknya senantia berseru dengan berkata, “Wahai ayahku! Wahai ayahku! Wahai ayahku! Wahai ayahku!”⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Sang ayah menolak dengan keras dan sama sekali tidak mengikuti ajakan anaknya, bahkan dia memberikan ancaman kepadanya dengan berkata, ⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
قَالَ أَرَاغِبٌ أَنتَ عَنْ ءَالِهَتِى يَٰٓإِبْرَٰهِيمُ لَئِن لَّمْ تَنتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ وَٱهْجُرْنِى مَلِيًّا⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
“Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, Hai Ibrahim? jika kamu tidak berhenti, Maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama.” [QS. Maryam: 46]⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Maha Suci Allah, benar bahwa hanya Allah ﷻ yang memberikan hidayah!⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
oleh : Ustadz Mahmudi A. Dahlan, S.Thl – Kepala Sekolah SMP & SMA AIS⁣⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Ref: Fiqh Tarbiyah Al Abna’, Syaikh Musthafa Al ‘Adawi⁣⁣⁣

Leave a Reply