Tips pendekatan terhadap anak usia dini berdasarkan tipe kepribadian anak
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Anak adalah aset berharga bagi orang tua, dan bagi seorang Guru anak adalah amanah yang besar yang dititipkan para orang tua / wali murid kepada Guru untuk mendidik anak di sekolah. Bagi anda seorang Guru, ataupun anda para orang tua / wali murid, berikut ada beberapa tips dari Ustadzah Desmaliyana, S.Pd. M.Psi untuk melakukan pendekatan terhadap anak usia dini berdasarkan tipe kepribadian anak :
1. Kenali Tipe Kepribadian
Karakter atau kepribadian manusia berbeda-beda, oleh karenanya kita harus mengenal karakter atau kepribadian anak murid seperti apa, apakah pemalu? Pendiam? Aktif? Mandiri? Berani? Dan seterusnya
2. Tips untuk Anak yang Pemalu
Jika anak tersebut adalah seorang anak yang pemalu, maka kita dapat mengajak anak berbincang sedikit dengan menanyakan “Tadi diantar siapa sayang? Diantar Abi nya ya?” Sehingga anak akan berupaya menjawab pertanyaan dari kita. Hal ini dilakukan walaupun kita sudah tau yang mengantarkan dia adalah abi nya
Jangan lupa untuk memberikan stimulus positif kepada si anak. Bisa dengan memberikan kalimat yang positif seperti “Masya Allah ada anak shaleh/ shaleha ustadzah, kamu pakai baju warna apa ini? Bagus sekali ya”
3. Tips untuk Anak yang Pemberani dan Aktif
Bagi anak yang pemberani dan aktif, in syaa Allah bukanlah sebuah kendala yang cukup menyulitkan. Kita tinggal mengontrol pembiasaan anak. Seperti mengajak anak untuk bersalaman dengan Guru nya, bersalaman dengan orangtua, dan meminta anak untuk melepaskan sepatu sendiri. Sembari anak-anak diberi motivasi dan pengertian terhadap aturan dan adab di dalam kelas.
4. Tips untuk Anak yang Penakut dan Cenderung Tidak Mandiri
Anak yang berkepribadian penakut dan cenderung tidak mandiri kita harus lebih kreatif dalam menghadapi mereka. Contohnya dengan memberikan kesan pertama dengan suara yang lembuat dan tenang, jangan sampai suara keras kita membuat anak menjadi ketakutan. Kemudian kita dapat memposisikan tubuh sejajar dengan anak (seperti berjongkok) untuk memberikan kesan positif dan ramah pada anak sambil menanyakan keadaan anak. Namun jangan terlalu banyak pertanyaan yang diberikan, karena tipe anak ini tidak merasa nyaman dan tidak suka untuk banyak ditanya.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan menunjuk benda yang terdekat yang menyenangkan, dan kita dapat mengimingi sebuah reward kepada si anak. Misalnya “wahh, liat tu ustadzah punya balon warna-warni, tapi ustadzah punya sesuatu yang lebhi bagus lagi di dalam kelas, tapi yang bisa liat cuma ustadzah sama kamu, nanti baru kita ceritakan ke bunda/umi yaa? Jadi umi ny tunggu dsini saja ya?”
5. Menanyakan Hobi Anak
Menanyakan hobi anak akan memberikan kesan bahwasanya kita perhatian kepada si anak. Bisa dengan bertanya seperti ini : “ustadzah suka nya main lego dan mewarnai, kalau kamu suka mewarnainya gak? Atau suka main lego tidak?” Jika dia mengangguk maka kita dapat mengatakan “di dalam kelas ustadzah ada banyak lhoo.. bagus bagus dan warna warni, ayo liat yukkk.. tp salam bunda/umi dlu”
6. Memotivasi Anak
Seperti kita orang dewasa, pasti kita senang untuk dimotivasi. Begitu juga halnya dengan anak-anak. Kita dapat memberi motivasi kepada anak dengan “masyaAllah hebatnya anak ustadzah, pagi-pagi sudah semangat sekolah, tidak menangis, memang kamu semua anak-anak juara”
7. Hindari Membandingkan Anak dengan Temannya
Sebaiknya kita menghindari untuk membandingkan anak dengan teman lainnya, karena anak akan merasa kurang dihargai dan dapat mengakibatkan si anak menangis. Berusahalah untuk menghargai kemampuan anak
8. Yakinkan Orang Tua untuk Mempercayakan Anaknya Kepada Kita
Orang tua tentu akan selalu bertanya kondisi anaknya, maka sudah menjadi tugas kita sebagai seorang Guru untuk terus memberikan perkembangan terkini kepada orang tua, sehingga orang tua menjadi lebih percaya kepada kita untuk mendidik anak-anak mereka
Desmaliyana, S.Pd.M.Psi
(Guru TK AIS)
Thanks for the informations! we are use this into our dataset collections